PADANG - Jamaah Tarekat Naqsyabandiyyah Padang, Sumatra Barat, Jumat (29/7/2011) malam, mulai menggelar salat tarawih di Musola Baitul Makmur, Kampung Dalam, Kecamatan Pauh, Padang, Sumatera Barat.
Dalam ceramah singkat menjelang salat Tarawih, Syafri Malin Mudo, tokoh setempat mengatakan, penentuan awal Ramadan dilakukan dengan melihat bulan (hilal) dengan mata telanjang.
“Kita melihat bulan itu tidak sama dengan Islam lainnya. Mereka melihat bulan memakai teropong, tapi kalau kita melihat bulan dengan cara mata telanjang,” katanya.
Menurut Buya Piri, panggilan akrab Syafri, melihat bulan dilakukan dalam tiga tahap selama bulan Sya’ban. “Bulan yang pertama dilihat tengah malam pada 8 Sya’ban. Saat itu bulan baru setengah yang nampak,” katanya.
Tahap kedua, melihat bulan dilanjutkan pada malam 15 Sya’ban, di mana bulan telihat penuh. Sementara melihat bulan yang terakhir dilakukan saat fajar tanggal 22 Sya’ban dan kala itu bulan masih terlihat jelas.
“Dari perhitungan itu dan berdasarkan hisab Munjit (penanggalan jamaah Naqsabandiyah) dipastikan Ramadhan jatuh pada 30 Juli 2011,” katanya.
Usai ceramah, salat tarawih berjamaah pun digelar dengan diikuti sekira seratusan orang warga Naqsabandiyyah yang sebagian besar berusia lanjut. Salat tarawih dilakukan sebanyak 23 rakat.
0 komentar:
Posting Komentar